Uwais Al Qarni Pemuda Yang Membuat Langit Bergetar ! Menggendong Ibunya dari Yaman ke Kota Madinah
By TEMAN BERCERITA
Uwais al-Qarni: Pemuda yang Terkenal di Langit
Key Concepts:
- Uwais al-Qarni: Seorang pemuda miskin dari Yaman yang sangat saleh dan berbakti kepada ibunya.
- Ketaatan kepada Ibu: Alasan utama Uwais tidak dapat bertemu Rasulullah dan sumber kemuliaannya di sisi Allah.
- Kerinduan kepada Rasulullah: Motivasi Uwais untuk memeluk Islam dan berusaha pergi ke Madinah.
- Kecemburuan Positif: Rasa cemburu Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib terhadap kedudukan Uwais di sisi Allah.
- Penghuni Langit: Julukan yang diberikan Rasulullah kepada Uwais karena kesalehannya yang luar biasa.
- Syafaat: Peran Uwais di hari kiamat untuk memberikan syafaat kepada orang lain agar dapat masuk surga.
Kehidupan Awal Uwais al-Qarni
Uwais al-Qarni adalah seorang pemuda sederhana yang tinggal di Yaman, sekitar 400 KM dari Madinah. Ia hidup sezaman dengan Rasulullah tetapi tidak pernah bertemu. Meskipun tampan, Uwais hidup dalam kemiskinan dan hanya memiliki dua helai pakaian yang lusuh. Masyarakat sekitarnya mengabaikannya, bahkan sering mengolok-oloknya. Namun, Uwais adalah seorang wali Allah yang saleh, yang doanya selalu dikabulkan. Rasulullah menjulukinya sebagai "pemuda yang tidak dikenal oleh penduduk bumi tetapi sangat dikenal oleh para penduduk langit." Kelak di hari kiamat, Uwais akan diberi tugas untuk memberikan syafaat kepada orang lain di depan pintu surga.
Ketaatan kepada Ibu dan Rintangan Menuju Madinah
Uwais adalah seorang anak yatim yang tinggal bersama ibunya yang sudah tua, renta, lumpuh, dan penglihatannya mulai kabur. Ia bekerja sebagai penggembala kambing untuk menafkahi ibunya. Meskipun sibuk, Uwais tetap taat beribadah, berpuasa di siang hari dan bermunajat di malam hari. Ketika ajaran Islam sampai ke Yaman, Uwais langsung memeluknya. Ia sangat ingin bertemu Rasulullah, tetapi terhalang oleh kemiskinan dan kewajibannya merawat ibunya. Akhirnya, dengan izin ibunya, Uwais pergi ke Madinah setelah mengumpulkan perbekalan dan meminta tetangga untuk menjaga ibunya.
Perjalanan ke Madinah dan Kekecewaan
Perjalanan dari Yaman ke Madinah sangat sulit, melewati gunung, bukit, dan padang pasir. Namun, Uwais tetap bersemangat karena tekadnya yang kuat. Ia selalu ingat pesan ibunya untuk segera kembali ke Yaman. Sesampainya di Madinah, Uwais mendapati bahwa Rasulullah sedang tidak ada di rumah, melainkan sedang berjihad. Karena pesan ibunya, Uwais memutuskan untuk tidak menunggu dan segera kembali ke Yaman dengan berat hati, menitipkan salam kepada Rasulullah melalui Aisyah.
Pertemuan Umar dan Ali dengan Uwais
Setelah Rasulullah kembali dari medan perang, beliau bertanya kepada Aisyah apakah ada orang yang datang dari jauh mencarinya, seorang anak yatim yang taat kepada ibunya. Rasulullah menyebutkan tanda putih di telapak tangan Uwais dan memerintahkan Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib untuk meminta doa dan istighfar kepadanya jika mereka bertemu dengannya. Setelah Rasulullah wafat dan Umar menjadi khalifah, ia mengajak Ali untuk mencari Uwais. Mereka merasa cemburu (kecemburuan positif) terhadap kedudukan Uwais di sisi Allah. Mereka mencegat kafilah-kafilah dari Yaman. Akhirnya, mereka menemukan Uwais di antara rombongan kafilah, sedang menjaga kambing dan unta.
Dialog dan Doa Uwais
Umar dan Ali memastikan tanda putih di tangan Uwais. Umar menyampaikan salam dari Rasulullah, membuat Uwais menangis. Umar meminta Uwais untuk mendoakan mereka, tetapi Uwais menolak karena merasa tidak pantas. Setelah didesak, Uwais akhirnya mengangkat tangan dan berdoa untuk Umar dan Ali. Umar bertanya mengapa Uwais tidak pernah bertemu Rasulullah, padahal hidup sezaman. Uwais menjawab karena ia harus merawat ibunya. Ia baru bisa pergi setelah ibunya wafat dan bergabung dengan kafilah sebagai penjaga hewan ternak.
Keistimewaan Uwais dan Wafatnya
Umar memberikan uang dari Baitul Mal kepada Uwais, tetapi Uwais menolak, khawatir ketenarannya akan membuatnya riya. Setelah itu, Uwais pergi dan tidak terdengar kabarnya. Suatu riwayat menceritakan bahwa Uwais membantu sekelompok pedagang yang kapalnya diterjang badai dengan berdoa kepada Allah. Ketika Uwais wafat, banyak kejadian aneh terjadi. Banyak orang berebutan untuk memandikan, mengkafani, dan menyalatkan jenazahnya, padahal ia adalah orang yang tidak dikenal. Syekh Abdullah bin Salamah, yang ikut mengurus jenazah Uwais, tidak dapat menemukan kuburannya setelah penguburan. Penduduk Yaman baru menyadari siapa Uwais sebenarnya, bahwa ia adalah seorang yang masyhur di kalangan penduduk langit karena baktinya kepada ibunya.
Kesimpulan
Kisah Uwais al-Qarni menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua. Meskipun Rasulullah lebih mulia dari ibunda Uwais, Allah menunjukkan keistimewaan seorang anak yang taat dan berbakti kepada orang tuanya. Allah menjamin surga, syafaat, salam dari Rasulullah, dan doa dari sahabat yang dijamin masuk surga bagi Uwais. Kisah ini menjadi pengingat bahwa perbuatan baik yang sering diabaikan manusia, seperti berbakti kepada orang tua, ternyata memiliki jaminan surga.
Chat with this Video
AI-PoweredHi! I can answer questions about this video "Uwais Al Qarni Pemuda Yang Membuat Langit Bergetar ! Menggendong Ibunya dari Yaman ke Kota Madinah". What would you like to know?