Pemeriksaan Tanda Rangsang Meningeal, Sensasi Radikuler, Refleks Patologis, dan Refleks Primitif
By Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa
Berikut adalah ringkasan komprehensif dan terperinci dari transkrip video YouTube yang diberikan, dalam Bahasa Indonesia:
Konsep Kunci
- Pemeriksaan Fisik Neurologis
- Tanda Meningeal (Kaku Kuduk, Tanda Kernig, Tanda Brudzinski)
- Tanda Iritasi Saraf Radikuler (Tinel, Phalen, Reverse Phalen, Lasegue, Lasegue Silang, Patrik, Kontra Patrik, Lhermitte, Spurling)
- Refleks Patologis (Hoffmann, Tromner, Babinski dan variannya, Mendel-Bechterew, Rossolimo)
- Refleks Primitif (Sucking, Snout, Glabella, Grasp, Palmomental)
Pemeriksaan Fisik Neurologis: Tanda Iritasi Meningeal dan Radikuler
Video ini mendemonstrasikan serangkaian pemeriksaan fisik neurologis yang bertujuan untuk mendeteksi tanda-tanda iritasi meningeal dan iritasi saraf radikuler. Pemeriksaan ini dilakukan oleh Dr. Drial Sarf, seorang pengajar di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas [Nama Universitas tidak disebutkan secara spesifik dalam transkrip].
1. Pemeriksaan Kaku Kuduk (Nuchal Rigidity)
- Tujuan: Mendeteksi kekakuan pada otot leher yang dapat mengindikasikan iritasi meningeal.
- Metodologi:
- Pasien berbaring terlentang tanpa bantal.
- Rotasi leher ke kanan dan ke kiri dilakukan secara pasif tanpa tahanan.
- Fleksi leher ke belakang dilakukan secara pasif dengan mengangkat bahu pasien.
- Jika langkah-langkah awal tidak menunjukkan kelainan, dilakukan fleksi leher pasif. Tangan kiri diletakkan di bawah oksiput pasien, dan tangan kanan menahan dada pasien.
- Interpretasi: Terdapat tahanan saat fleksi pasif leher menunjukkan kaku kuduk positif.
2. Pemeriksaan Tanda Kernig (Kernig's Sign)
- Tujuan: Mendeteksi iritasi meningeal.
- Metodologi:
- Pasien diposisikan dengan fleksi sendi panggul 90 derajat dan sendi lutut 90 derajat.
- Ekstensi sendi lutut dilakukan secara pasif.
- Interpretasi: Terdapat tahanan saat ekstensi lutut atau sudut kurang dari 135 derajat menunjukkan Kernig's sign positif. Pemeriksaan dilakukan pada kedua tungkai.
3. Pemeriksaan Tanda Brudzinski Leher (Brudzinski's Neck Sign)
- Tujuan: Mendeteksi iritasi meningeal.
- Metodologi:
- Fleksi leher pasien dilakukan secara pasif.
- Diamati apakah terjadi fleksi involunter (tidak disengaja) pada kedua lutut pasien.
- Interpretasi: Fleksi involunter pada kedua lutut menunjukkan Brudzinski's neck sign positif.
4. Pemeriksaan Tanda Brudzinski Kaki Kontralateral (Brudzinski's Contralateral Leg Sign)
- Tujuan: Mendeteksi iritasi meningeal.
- Metodologi:
- Fleksi maksimal pada sendi panggul dan sendi lutut pasien dilakukan.
- Diamati apakah terjadi fleksi involunter pada tungkai kontralateral (sisi berlawanan).
- Interpretasi: Fleksi involunter pada tungkai kontralateral menunjukkan Brudzinski's contralateral leg sign positif.
5. Pemeriksaan Tanda Chaddock (Chaddock's Sign)
- Tujuan: Mendeteksi iritasi saraf.
- Metodologi: Penekanan dilakukan pada bagian inferior dari arkus zigomatikus (tulang pipi) di depan telinga.
- Interpretasi: Fleksi involunter pada kedua siku pasien menunjukkan Chaddock's sign positif.
6. Pemeriksaan Tanda Sicard (Sicard's Sign)
- Tujuan: Mendeteksi iritasi saraf.
- Metodologi: Penekanan dilakukan pada simfisis pubis (persendian tulang kemaluan).
- Interpretasi: Fleksi involunter pada kedua lutut pasien menunjukkan Sicard's sign positif.
7. Pemeriksaan Tanda Sensasi Radikuler
-
Tujuan: Mendeteksi iritasi saraf radikuler.
-
Tes Tinel Terowongan Karpal (Tinel's Sign at Carpal Tunnel):
- Metodologi: Pengetukan atau perkusi dilakukan di atas ligamentum carpi transversum (ligamen di pergelangan tangan).
- Interpretasi: Nyeri menjalar sepanjang penjalaran nervus medianus (ke tangan) menunjukkan tes Tinel positif. Dapat juga dilakukan dengan palu refleks.
-
Tes Tinel Sulkus Ulnaris (Tinel's Sign at Ulnar Sulcus):
- Metodologi: Perkusi dilakukan di sulkus ulnaris (lekukan di siku tempat nervus ulnaris berjalan).
- Interpretasi: Nyeri menjalar atau nyeri radikuler sepanjang penjalaran nervus ulnaris menunjukkan tes Tinel positif.
-
Tes Tinel Lutut (Tinel's Sign at Knee):
- Metodologi: Perkusi dilakukan di fossa poplitea (lekukan di belakang lutut).
- Interpretasi: Nyeri yang bersifat radikuler sepanjang penjalaran nervus tibialis menunjukkan tes Tinel lutut positif.
-
Pemeriksaan Reverse Phalen:
- Metodologi: Pasien diminta untuk memfleksikan kedua pergelangan tangan secara maksimal dan mempertahankan posisi selama 60 detik.
- Interpretasi: Nyeri menjalar ke tangan menunjukkan tes Reverse Phalen positif.
-
Pemeriksaan Phalen:
- Metodologi: Pasien diminta untuk menangkupkan punggung tangan satu sama lain dan mempertahankan posisi selama 60 detik.
- Interpretasi: Nyeri menjalar ke tangan menunjukkan tes Phalen positif.
-
Tanda Lasegue (Lasegue's Sign):
- Metodologi: Fleksi sendi panggul pasien dilakukan dengan posisi lutut ekstensi hingga sudut 60 derajat terhadap bidang datar.
- Interpretasi: Nyeri radikuler atau nyeri menjalar ke tungkai yang diangkat menunjukkan tanda Lasegue positif.
-
Tanda Lasegue Silang (Crossed Lasegue's Sign):
- Metodologi: Fleksi sendi panggul pasien dilakukan dengan lutut ekstensi.
- Interpretasi: Nyeri radikuler pada tungkai kontralateral (sisi berlawanan) saat tungkai yang sakit diangkat menunjukkan tanda Lasegue silang positif.
-
Pemeriksaan Patrik (Patrick's Test):
- Metodologi: Pasien diminta untuk meletakkan lutut kontralateral di atas lutut yang lain (posisi angka 4). Dokter menahan panggul pasien dan memberikan hentakan ke bawah pada lutut yang di atas.
- Interpretasi: Nyeri pada panggul sisi yang diperiksa menunjukkan tanda Patrik positif.
-
Pemeriksaan Kontra Patrik (Contra Patrick's Test):
- Metodologi: Mirip dengan Patrik, namun penekanan dilakukan pada panggul dan hentakan pada lutut ke arah yang berbeda.
- Interpretasi: Nyeri panggul menunjukkan kontra Patrik positif.
-
Tanda Lhermitte (Lhermitte's Sign):
- Metodologi: Pasien diminta untuk memfleksikan leher.
- Interpretasi: Nyeri menjalar ke lengan (kedua lengan) menunjukkan tanda Lhermitte positif.
-
Tes Spurling (Spurling's Test):
- Metodologi: Kepala pasien dimiringkan ke satu sisi, sedikit ke belakang, lalu ditekan dari vertex ke bawah.
- Interpretasi: Nyeri menjalar ke lengan pada sisi yang dimiringkan menunjukkan tes Spurling positif.
-
8. Pemeriksaan Refleks Patologis
-
Tujuan: Mendeteksi lesi pada sistem saraf pusat.
-
Refleks Hoffmann (Hoffmann's Reflex):
- Metodologi: Pasien dalam posisi pronasi. Jari tengah pasien dipegang, lalu dilakukan jentikan pada ujung jari tengah atau falang ketiga.
- Interpretasi: Fleksi involunter pada jari-jari lain menunjukkan refleks Hoffmann positif.
-
Refleks Tromner (Tromner's Reflex):
- Metodologi: Posisi awal sama dengan Hoffmann. Jentikan dilakukan pada telapak jari ketiga.
- Interpretasi: Fleksi involunter pada jari-jari lain menunjukkan refleks Tromner positif.
-
Refleks Babinski dan Variannya:
- Tujuan: Mendeteksi lesi pada traktus kortikospinalis.
- Interpretasi Umum: Positif jika terdapat dorsofleksi ibu jari kaki yang disertai abduksi jari-jari kaki lainnya.
- Metodologi Varian:
- Refleks Babinski: Goresan pada sisi lateral telapak kaki hingga basis jari-jari kaki.
- Refleks Chaddock: Goresan di bawah maleolus lateralis.
- Refleks Oppenheim: Penelusuran pada krista tibia.
- Refleks Gordon: Penekanan keras pada otot gastrocnemius.
- Refleks Schaefer: Pemijatan pada tendon Achilles.
- Tanda Bing: Penusukan pada dorsum pedis.
- Refleks Gonda: Fleksi maksimal pada jari keempat pedis lalu dilepaskan.
- Refleks Stransky: Abduksi maksimal pada jari pedis.
-
Refleks Mendel-Bechterew:
- Metodologi: Pengetukan pada dorsum pedis di daerah basis jari-jari kaki (jari kedua hingga kelima).
- Interpretasi: Fleksi involunter jari-jari kaki menunjukkan refleks positif.
-
Refleks Rossolimo:
- Metodologi: Pengetukan pada plantar pedis di daerah basis jari-jari kaki (jari kedua hingga kelima).
- Interpretasi: Fleksi involunter jari-jari kaki menunjukkan refleks positif.
-
9. Pemeriksaan Refleks Primitif
-
Tujuan: Mendeteksi adanya re-emergence refleks yang seharusnya sudah hilang pada usia dewasa, mengindikasikan disfungsi kortikal.
-
Sucking Reflex:
- Metodologi: Sentuhan pada kulit perioral di sudut bibir pasien.
- Interpretasi: Gerakan bibir pasien menuju arah rangsangan menunjukkan refleks positif.
-
Snout Reflex:
- Metodologi: Pengetukan pada filtrum (lekukan di bawah hidung).
- Interpretasi: Gerakan seperti bibir mengerucut menunjukkan refleks positif.
-
Refleks Glabella:
- Metodologi: Pengetukan berulang pada daerah glabella (antara alis).
- Interpretasi: Kedipan mata yang terus menerus setelah beberapa kali ketukan (ketukan keempat dan seterusnya) menunjukkan refleks positif.
-
Grasp Reflex:
- Metodologi: Sentuhan pada telapak tangan pasien dengan sedikit tekanan, atau menggunakan palu refleks.
- Interpretasi: Gerakan refleks menggenggam menunjukkan refleks positif.
-
Palmomental Reflex:
- Metodologi: Goresan pada otot thenar (bagian bawah ibu jari) di telapak tangan.
- Interpretasi: Kontraksi otot mental ipsilateral (sisi yang sama) menunjukkan refleks positif.
-
Kesimpulan/Sintesis
Video ini memberikan panduan praktis dan terperinci mengenai berbagai manuver pemeriksaan fisik neurologis yang esensial untuk mengevaluasi tanda-tanda iritasi meningeal, iritasi saraf radikuler, serta refleks patologis dan primitif. Setiap pemeriksaan dijelaskan dengan metodologi yang jelas, termasuk posisi pasien, gerakan yang dilakukan, dan kriteria interpretasi positif. Pemahaman dan penerapan teknik-teknik ini sangat penting bagi tenaga medis untuk membantu diagnosis berbagai kondisi neurologis.
Chat with this Video
AI-PoweredHi! I can answer questions about this video "Pemeriksaan Tanda Rangsang Meningeal, Sensasi Radikuler, Refleks Patologis, dan Refleks Primitif". What would you like to know?