MATERI - DIET PADA PENYAKIT SALURAN CERNA BAWAH
By I am nutritionist
Ringkasan Materi Diet pada Saluran Cerna Bawah (Bagian 1)
Key Concepts:
- Inflammatory Bowel Disease (IBD)
- Kolitis Ulseratif
- Krondisis
- Diare (Akut & Kronis)
- Diare Osmotik, Sekretorik, Gangguan Motilitas, Inflamatorik
- Malabsorpsi
- Steatorea
- Vili Usus & Atrofi
- Divertikulosis
- Divertikulitis
- Konstipasi
- Diet Rendah Sisa
- Diet Tinggi Serat
- MCT (Medium-Chain Triglycerides)
- Prebiotik & Probiotik
1. Penyakit Usus Inflamatorik (Inflammatory Bowel Disease - IBD)
- Definisi: Penyakit peradangan pada ileum (usus penyerapan) dan usus besar.
- Gejala: Diare (dengan darah dan lendir), nyeri abdomen, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, demam, dan steatorea (malabsorpsi lemak).
- Penyebab: Infeksi (virus, bakteri, parasit) dan faktor psikologis.
- Jenis:
- Kolitis Ulseratif: Inflamasi pada kolon (usus besar) hingga rektum.
- Krondisis: Inflamasi dari mulut hingga anus.
- Keterkaitan dengan Diare: IBD dan diare memiliki asuhan diet yang serupa.
2. Penyakit Diare
- Definisi: Frekuensi buang air besar dengan konsistensi cair lebih dari 300 ml, minimal 3 kali sehari.
- Karakteristik: Kehilangan cairan dan elektrolit (terutama natrium dan kalium), dehidrasi.
- Penyebab Mortalitas & Morbiditas: Penyebab utama di negara berkembang karena sanitasi buruk dan persediaan air terbatas.
- Prevalensi di Indonesia: 21,9% pada usia di bawah 15 tahun.
- Etiologi (Berdasarkan Lama Waktu):
- Diare Akut: Kurang dari 2 minggu, disebabkan infeksi patogen (virus, protozoa, bakteri), iskemia intestinal, IBD, kolitis.
- Diare Kronis: Lebih dari 2 minggu. Penyebab:
- Diare Osmotik: Tingkat osmolalitas intra lumen usus lebih tinggi dari serum (intoleransi laktosa, laksatif, antasida).
- Diare Sekretorik: Sekresi intestinal berlebih, absorbsi berkurang (tumor, malabsorpsi garam empedu, laksatif katartik).
- Diare Gangguan Motilitas: Transit usus cepat atau statis (irritable bowel syndrome - IBS).
- Diare Inflamatorik: Faktor inflamasi (IBD), malabsorpsi, obstruksi limfatik, defisiensi enzim pankreas, pertumbuhan bakteri berlebihan.
- Patofisiologi:
- Infeksi: Kuman merusak sel mukosa usus, menurunkan kualitas permukaan usus, mengganggu fungsi usus dan transport aktif, meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit.
- Malabsorpsi: Ketidakmampuan usus melakukan absorbsi, meningkatkan tekanan osmotik dalam rongga usus, menyebabkan pergeseran cairan dan elektrolit.
- Makanan: Usus tidak mampu menyerap toksin, meningkatkan peristaltik usus, menurunkan penyerapan.
- Psikologis (Stres): Meningkatkan hormon adrenalin, memicu kerja jantung dan tekanan darah, meningkatkan suplai darah ke saluran cerna, meningkatkan peristaltik, mengganggu reabsorpsi cairan.
- Manifestasi Klinis:
- Diare Ringan: Frekuensi BAB 3x atau lebih, kondisi umum baik, mulut dan lidah basah, tidak haus.
- Diare Sedang: Frekuensi BAB 3x atau lebih, kehilangan cairan 5-10% berat badan, muntah, haus, urin sedikit, nafsu makan berkurang, aktivitas menurun, mata cekung, mulut lidah kering, nadi lebih cepat.
- Diare Berat: Kehilangan cairan >10% berat badan, frekuensi BAB terus-menerus, sering muntah, haus, tidak BAK, tidak nafsu makan, kondisi lemah, mulut kering, nafas cepat dan dalam, nadi sangat cepat/lemah.
- Perubahan Metabolisme:
- Malabsorpsi makronutrien (protein, karbohidrat, lemak).
- Kehilangan cairan dan elektrolit (natrium, kalium, bikarbonat).
- Intoleransi laktosa (pada diare akut).
- Atrofi Vili usus (mengganggu penyerapan zat gizi).
- Pemberian Oralit: Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang. Glukosa mempercepat penyerapan natrium dan elektrolit.
- Assessment: Berat badan (kehilangan cairan), asupan oral (makanan dan cairan), riwayat personal (sosial, pengetahuan gizi, perilaku hidup bersih).
3. Diagnosa Gizi pada IBD dan Diare
- Asupan (NI):
- Malnutrisi
- Asupan Energi tidak adekuat
- Asupan Protein tidak adekuat
- Asupan Oral tidak adekuat (mual, muntah)
- Asupan Mineral Vitamin tidak adekuat
- Asupan Cairan tidak adekuat
- Klinis (NC):
- Utilisasi Zat Gizi Terganggu (NC-2.1)
- Kehilangan Berat Badan
- Berat Badan Kurang
- Perilaku (NB):
- Pengetahuan Makanan dan Gizi Kurang
- Konsumsi Makanan Tidak Aman (NB-1.1, NB-3.1)
4. Tujuan Diet pada IBD dan Diare
- Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
- Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi.
- Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut.
- Mengistirahatkan usus (pada kondisi akut).
5. Syarat Diet pada IBD dan Diare
- Diet Rendah Sisa:
- Masa Akut: Dipuasakan, diberi parenteral.
- Hari ke-2/3: Makanan cair.
- Fase Akut Teratasi: Makanan enteral/oral bertahap (cair, saring, lunak, biasa).
- Kebutuhan Gizi:
- Energi: Cukup sesuai kebutuhan (Mifflin).
- Lemak: Cukup (10-25% kebutuhan). Jika steatorea: rendah lemak, ganti dengan MCT (Medium-Chain Triglycerides).
- Karbohidrat: Cukup (sisa dari lemak dan protein).
- Serat: Rendah (maksimal 8 gram/hari).
- Intoleransi Laktosa: Rendah laktosa. Hindari produk susu, daging dengan serat kasar, makanan menimbulkan gas.
- Suplemen: Asam folat, B6, B12, kalsium, vitamin D, Zinc (membantu perbaikan vili usus).
- Hindari makanan mengandung biji-biji kecil.
- Tambahan: Prebiotik dan probiotik (bukan berbasis susu).
6. Penyakit Divertikular Kolon
- Definisi: Herniasi mukosa dan submukosa kolon menembus dinding kolon.
- Jenis:
- Divertikulosis: Terjadinya divertikel (herniasi) pada saluran gastrointestinal.
- Divertikulitis: Peradangan pada divertikel karena bakteri atau zat terjebak.
- Epidemiologi: Banyak terjadi pada masyarakat kurang konsumsi serat, meningkat sejalan bertambahnya usia (penurunan motilitas usus).
- Diet Divertikulosis:
- Tujuan: Meningkatkan volume dan konsistensi feses, menurunkan tekanan intraluminal, mencegah infeksi.
- Diet: Tinggi serat (30-50 gram/hari), cairan 2-2.5 liter/hari.
- Diet Divertikulitis:
- Tujuan: Mengistirahatkan usus, mengurangi peradangan.
- Diet: Rendah sisa. Jika perdarahan: dipuasakan. Mulai dengan makanan cair jernih, rendah serat bertahap (cair, saring, lunak). Hindari biji-bijian kecil, rendah laktosa. Cairan cukup (8 gelas/hari) untuk mencegah konstipasi.
7. Penyakit Konstipasi
- Definisi: Buang air besar jarang (<3 kali seminggu), tinja keras dan kering.
- Penyebab: Diet rendah serat, kurang olahraga, mengabaikan rangsangan BAB, kehamilan.
- Terapi Diet:
- Tingkatkan konsumsi serat (5 porsi sayur dan buah, 6 porsi sereal/roti tinggi serat).
- Tingkatkan asupan serat secara perlahan.
- Cairan cukup (2-2.5 liter/hari).
8. Kesimpulan
Materi ini membahas berbagai penyakit saluran cerna bawah dan penatalaksanaan dietnya. Perbedaan utama terletak pada kondisi inflamasi (IBD, diverticulitis) yang memerlukan diet rendah sisa untuk mengistirahatkan usus, sementara kondisi tanpa inflamasi (divertikulosis, konstipasi) memerlukan diet tinggi serat untuk meningkatkan volume feses dan mencegah komplikasi. Pemahaman mengenai patofisiologi dan tujuan diet sangat penting dalam memberikan asuhan gizi yang tepat.
Chat with this Video
AI-PoweredHi! I can answer questions about this video "MATERI - DIET PADA PENYAKIT SALURAN CERNA BAWAH". What would you like to know?