Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan 1
By GCED ISOLAedu
EducationPolitical ScienceSociology
Share:
Key Concepts:
- Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Pendidikan untuk membentuk warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen).
- Smart and Good Citizen: Warga negara yang cerdas dan baik, memiliki pemahaman yang baik tentang hak dan kewajibannya serta berkontribusi positif bagi negara.
- Spong Citizen: Warga negara tipe "busa" yang mudah terbawa arus dan tidak memiliki pendirian yang teguh.
- Stone Citizen: Warga negara tipe "batu" yang sulit menerima pandangan orang lain dan keras kepala.
- Generator Citizen: Warga negara yang aktif berpartisipasi dalam masyarakat dan negara, dianggap sebagai warga negara ideal (smart and good citizen).
- Modal Sosial: Sumber daya yang berasal dari jaringan sosial, kepercayaan, dan norma yang memfasilitasi kerjasama untuk keuntungan bersama.
- Inklusivitas: Keterbukaan dan penerimaan terhadap perbedaan, menciptakan rasa saling percaya dan persatuan.
- Penetrasi Global: Masuknya pengaruh dari luar yang dapat mempengaruhi budaya dan nilai-nilai suatu negara.
- Posisi Strategis Indonesia: Keunggulan geografis, geopolitik, dan geoekonomi Indonesia sebagai pusat persilangan berbagai arus pengaruh.
- Kemiskinan Jiwa: Kondisi ketika warga negara hanya memikirkan apa yang bisa didapatkan dari negara tanpa memberikan kontribusi positif.
1. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
- Definisi dan Tujuan: Pendidikan kewarganegaraan adalah bidang studi yang ada di hampir semua negara dengan nama yang berbeda-beda (e.g., Citizenship Education di UK, Civic Education di USA, Taklimatul Muatona di Timur Tengah). Tujuannya adalah untuk mendidik warga negara menjadi cerdas dan baik (smart and good citizen) agar negara tetap eksis.
- Tipe Warga Negara (Nazin & Clark):
- Spong Citizen: Mudah terbawa arus, tidak punya pendirian, mudah dihasut. Bukan tipe ideal.
- Stone Citizen: Keras kepala, sulit menerima pandangan lain, sulit keluar dari zona nyaman.
- Generator Citizen: Aktif berpartisipasi, mampu menggerakkan masyarakat, tipe ideal (smart and good citizen).
- Pendidikan Kewarganegaraan vs. Pendidikan Umum: Jika pendidikan umum mengembangkan potensi individu, pendidikan kewarganegaraan mengembangkan modal sosial untuk membangun negara bangsa.
2. Pentingnya Modal Sosial dalam Pembangunan Bangsa
- Keterbatasan Sumber Daya Alam dan Finansial: Membangun negara sebesar Indonesia tidak cukup hanya dengan sumber daya alam, finansial, dan keterampilan. Modal sosial sangat penting.
- Mengapa Modal Sosial Penting: Jika tenunan sosial robek dan konflik sosial sulit direkonsiliasi, sumber daya alam dan finansial tidak akan banyak membantu.
- Memperkuat Modal Sosial:
- Memperluas ruang-ruang percobaan.
- Merentangkan jaring-jaring konektivitas.
- Memperkuat semangat inklusivitas.
- Menumbuhkan rasa saling percaya.
- Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan: Mendidik warga negara muda agar memiliki keluasan mental seluas Indonesia dan kekayaan rohani sebanyak dan semajemuk bangsa Indonesia.
3. Posisi Strategis Indonesia dan Tantangan Globalisasi
- Posisi Strategis: Indonesia memiliki posisi strategis secara geografis, geopolitik, dan geoekonomi, menjadi pusat persilangan berbagai arus pengaruh dari luar.
- Kerisauan Terhadap Penetrasi Global: Ada kekhawatiran bahwa penetrasi global dapat menimpa Indonesia.
- Pandangan Profesor Budimansyah: Hampir semua kebudayaan besar di dunia hadir di Nusantara. Posisi di persimpangan jalan bisa membawa keuntungan jika dikelola dengan baik dan menjadi syarat terjadinya peradaban agung.
- Pentingnya Pendidikan Generasi Muda: Proses pendidikan generasi muda, termasuk pendidikan kewarganegaraan, sangat penting untuk menanamkan kekayaan jiwa.
4. Kemiskinan Jiwa dan Tanggung Jawab Warga Negara
- Kemiskinan Terparah: Kemiskinan terparah suatu bangsa bukanlah kemiskinan sumber daya, melainkan kemiskinan jiwa.
- Tanggung Jawab Warga Negara: Ketika warga negara hanya bertanya apa yang bisa didapatkan dari negara dan penyelenggara negara hanya memburu kehormatan tanpa memikul tanggung jawab, posisi strategis tidak akan membawa kebaikan dan kesejahteraan.
5. Kesimpulan
Keberadaan pendidikan kewarganegaraan diperlukan untuk mendidik warga negara muda agar mampu merawat dan menumbuhkan modal sosial serta memiliki kekayaan jiwa. Dengan demikian, posisi strategis Indonesia dan multikulturalnya bangsa Indonesia dapat membawa kesejahteraan bagi kehidupan bersama.
Chat with this Video
AI-PoweredHi! I can answer questions about this video "Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan 1". What would you like to know?
Chat is based on the transcript of this video and may not be 100% accurate.