Ekonomi Islam dalam lintas sejarah
By Tyyddd
Ekonomi Islam dalam Lintas Sejarah: Ringkasan
Key Concepts:
- Sejarah Ekonomi Islam
- Perbandingan Ekonomi Islam dan Barat
- Fase-fase Pemikiran Ekonomi Islam (Awal, Perkembangan, Stagnasi, Kebangkitan)
- Tokoh-tokoh Ekonomi Islam
- Institusi Keuangan Islam (Bank Syariah, Zakat, Wakaf)
- Konsep Ekonomi Islam (Mekanisme Pasar, Keadilan, Harga Adil, Bagi Hasil, Larangan Riba)
1. Argumen Belajar Sejarah Ekonomi Islam:
- Hadis riwayat Bukhari: "Seorang mukmin tidak akan terperosok ke dalam lubang yang sama dua kali."
- Masalah ekonomi sering berulang, penting mempelajari bagaimana ilmuwan terdahulu menanganinya.
- Ekonomi Islam memiliki pendekatan berbeda dari ekonomi konvensional karena perbedaan worldview.
2. Sejarah Pemikiran Ekonomi Barat vs. Islam:
- Joseph Schumpeter memperkenalkan konsep "Greek Gap" (kekosongan pemikiran ekonomi selama 5 abad setelah Yunani).
- Pandangan bahwa pemikiran skolastik Eropa hanya bersumber dari Aristoteles dan tradisi Kristen, tanpa pengaruh Islam.
- Fakta sejarah menunjukkan bahwa saat Eropa mengalami "masa kegelapan," dunia Islam mencapai puncak kejayaan intelektual, termasuk ekonomi.
- Cendekiawan Muslim menulis tentang konsep ekonomi: mekanisme pasar, keadilan perdagangan, kebijakan fiskal, harga adil.
- Tokoh: Al-Farabi, Ali Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun. Mereka tidak hanya menerjemahkan pemikiran Yunani, tetapi juga memberikan kritik, inovasi, dan pengembangan konsep ekonomi.
3. Pengaruh Pemikiran Ekonomi Islam terhadap Eropa:
- Penerjemahan Karya Ilmiah: Karya intelektual Muslim diterjemahkan ke bahasa Latin dan menjadi rujukan akademisi Eropa.
- Pendidikan: Pelajar dan bangsawan Eropa belajar di pusat keilmuan Islam (Spanyol, Maroko, Mesir). Contoh: Adelardus Bathoniensis dari Inggris mempelajari bahasa Arab dan membawa ilmu ke Eropa.
- Perdagangan: Hubungan dagang antara pedagang Muslim dan Eropa memperkenalkan konsep ekonomi Islam.
- Perang Salib: Tentara Salib membawa pengetahuan dari dunia Islam, termasuk sistem ekonomi dan perbankan (Mudarabah, Sak/Cek, Hibah).
- Sejarah dan Diplomasi: Interaksi diplomatik dan perjalanan ke tanah suci menjadi saluran pertukaran pemikiran ekonomi.
4. Fase-Fase Pemikiran Ekonomi Islam:
-
Fase Pertama (Awal): Awal sejarah Islam - 450 H (1058 M).
- Masa Rasulullah SAW (610-632 M):
- Mekkah: Penguatan akidah tanpa sistem ekonomi terstruktur.
- Madinah: Membangun pasar bebas riba, mendirikan Baitul Mal.
- Masa Khulafaur Rasyidin (632-661 M):
- Abu Bakar: Menangani pembangkangan zakat.
- Umar bin Khattab: Pengembangan Baitul Mal, pendataan aset negara, pengenalan mata uang.
- Ali bin Abi Thalib: Menekankan kesejahteraan rakyat dan produktivitas pertanian.
- Masa Dinasti Umayyah (661-750 M) dan Abbasiyah (750-1058 M):
- Berkurangnya pemimpin berpengalaman dalam syariah.
- Muncul ulama ekonomi Islam: Abu Yusuf, Al-Mawardi.
- Perkembangan mazhab dan pengaruh pemikiran ekonomi Islam.
- Urbanisasi dan perdagangan meningkat.
- Reformasi ekonomi Umar bin Abdul Aziz: Pendapatan negara dari zakat, pajak tanah, dan cukai.
- Fokus pada keadilan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan stabilitas keuangan.
- Ekonomi Islam berkembang dalam aspek mikro (sumber penghasilan individu) dan makro (pendapatan dan belanja negara).
- Masa Rasulullah SAW (610-632 M):
-
Fase Kedua (Perkembangan): 450 H (1058 M) - 850 H (1446 M). Periode puncak keemasan pemikiran ekonomi Islam.
- Etika dalam Ekonomi: Al-Ghazali menekankan etika, larangan riba, pentingnya produksi, dan maqasid syariah.
- Perdagangan dan Pasar: Jafar al-Dimashqi mengklarifikasi harga faktor, harga, spesialisasi kerja, dan etika bisnis.
- Institusi Hisbah: Ibnu Taimiyah menjelaskan prinsip dasar hisbah dan urgensi intervensi pasar.
- Ibnu al-Ukhuwwah: Tugas, majib, dan regulasi dalam pengawasan perdagangan.
- Analisis Ekonomi dan Sejarah: Ibnu Khaldun dengan teori siklus peradaban, peran pemerintah, spesialisasi kerja, dan krisis di Mesir akibat uang tembaga, pajak tinggi, dan bencana alam.
-
Fase Ketiga (Stagnasi): 850 H (1446 M) - 1350 H (1932 M). Ditandai dengan stagnasi dan lebih banyak mengutip pendapat ulama terdahulu.
- Abad ke-19 dan awal abad ke-20: Upaya membangkitkan pemikiran ekonomi Islam.
- Syekh Waliullah (1703-1762 M):
- Menekankan kerja sama dalam ekonomi (perdagangan, sistem bagi hasil).
- Menolak judi dan riba sebagai bentuk ketidakadilan.
- Mengkritik kebijakan ekonomi kerajaan Mughal yang menyebabkan kemunduran.
- Muhammad Iqbal (1877-1938 M):
- Mengkritik kapitalisme dan sosialisme terkait ketimpangan ekonomi dan hak kepemilikan.
- Mendorong keadilan sosial dan menjadikan zakat sebagai instrumen ekonomi Islam.
- Pemikiran mereka menjadi awal kebangkitan ekonomi Islam pada abad ke-20.
-
Fase Keempat (Kebangkitan): 1932 - Sekarang.
- Ekonomi Islam mendapat perhatian lebih besar di tengah dominasi kapitalisme dan komunisme.
- Institusi ekonomi modern (perbankan, asuransi, pasar modal, perpajakan) dikaji dari perspektif Islam.
- Zakat, jaminan sosial, dan sistem perbankan tanpa bunga menjadi isu utama.
- Munculnya konsep ekonomi Islam secara sistematis pada tahun 1960-an dan 1970-an.
- Analisis tentang konsumsi, produksi, bagi hasil, zakat, dan dampak penghapusan bunga.
- Konferensi Internasional Ekonomi Islam pertama di Makkah (1976) menjadi tonggak penting.
- Tokoh Utama:
- Abu A'la al-Maududi (1903-1979): Kontribusi melalui tulisan dan pidato (misalnya, Zut/Riba, Islam Aur Jadid Maas Syariat, Masalah Ilmilkiat Izamin).
- Umar Chapra (1933-Sekarang): Diakui secara global dalam ekonomi Islam (misalnya, Towards a Just Monetary System, Islam and the Economic Challenge, The Future of Economics: An Islamic Perspective).
- Baqir as-Sadr (1935-1980): Menulis Iqtisaduna (Ekonomi Kita) yang membedakan ekonomi Islam dari kapitalisme dan sosialisme; Bank al-Ribaawi fi al-Islam (Bank Islam Tanpa Bunga).
- Nejatullah Siddiqi (1931-Sekarang): Fokus pada keuangan Islam, sejarah pemikiran ekonomi Islam, dan kebijakan publik Islam.
5. Perkembangan Institusi Keuangan Islam:
- Lahirnya bank-bank Syariah, keuangan mikro Syariah, serta sistem zakat dan wakaf.
- Digunakan untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan pendidikan serta kesehatan.
- Ekonomi Islam lebih banyak perkembangan di tataran praktis dibandingkan kajian teoritis.
- Dominasi ekonomi kapitalis masih kuat dengan sistem berbasis riba yang belum tergantikan.
- Ilmu Ekonomi Islam belum sepenuhnya diakui sebagai disiplin ilmu tersendiri.
- Sistem keuangan Islam masih dianggap sebagai pelengkap, bukan sistem utama dalam perekonomian global.
6. Kesimpulan:
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, fase keempat ini menjadi titik awal kebangkitan ekonomi Islam yang terus berkembang hingga sekarang. Mempelajari sejarah ekonomi Islam penting untuk memahami perkembangan pemikiran dan praktik ekonomi Islam, serta untuk mencari solusi atas permasalahan ekonomi kontemporer dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah.
Chat with this Video
AI-PoweredHi! I can answer questions about this video "Ekonomi Islam dalam lintas sejarah". What would you like to know?