Animating Life: How Cartoons Teach Us to Be Human | Bintang Utama | TEDxAvicenna Cinere School

By TEDx Talks

Animation TechniquesEmotional Expression in MediaHuman PsychologyChildhood Development
Share:

Berikut adalah ringkasan komprehensif dan terperinci dari transkrip video YouTube yang diberikan:

Konsep Kunci

  • Empati dalam Animasi
  • Pentingnya Gestur dan Bahasa Tubuh
  • Alam Bawah Sadar dan Pengenalan Emosi
  • Observasi Kehidupan sebagai Dasar Animasi
  • Antropomorfisme dalam Animasi
  • Peran Pengalaman Hidup dalam Penciptaan Seni

1. Pentingnya Gestur dan Emosi dalam Animasi

Pembicara memulai dengan membahas film animasi "Jumbo" dan bagaimana penonton dapat berempati dengan karakter seperti Don, Mae, Mary, Nurman, dan Atta, meskipun mereka tahu itu semua adalah buatan. Pertanyaan kunci yang diajukan adalah bagaimana animator dapat membuat penonton percaya dan berempati dengan karakter-karakter ini.

  • Contoh Animasi Sederhana:

    • Animasi pertama: Menunjukkan seseorang berjalan kaki. Informasi paling jelas adalah aksi berjalan.
    • Animasi kedua: Menunjukkan seseorang yang marah. Penonton dapat mengenali kemarahan melalui gestur seperti badan tegang, tangan terkepal, jalan yang terhentak-hentak, dan kepala tertunduk. Energi yang terpancar menunjukkan kesiapan untuk menyerang.
    • Animasi ketiga: Menunjukkan seseorang yang lelah. Penonton secara insting langsung mengenali kelelahan.
  • Prinsip Animasi Disney: Mengutip animator senior Disney, Ollye Johnston, pembicara menekankan bahwa animator tidak hanya perlu menganimasikan apa yang dilakukan karakter, tetapi juga apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Gerakan saja tidak cukup; gestur dan sikap badan sederhana sudah cukup untuk menciptakan persepsi kolektif tentang emosi karakter.

  • Alam Bawah Sadar dan Pengenalan Emosi: Dijelaskan bahwa ada bagian "purba" atau "primalia" dalam diri manusia yang memprogram alam bawah sadar sejak lahir untuk mengenali ekspresi emosi dasar (marah, kaget, sedih, mengejek). Pengenalan ini sudah terprogram dan tidak dapat diganggu gugat, memastikan bahwa ekspresi wajah sesuai dengan emosi yang dirasakan.

2. Observasi Kehidupan dan Pengalaman Pribadi Animator

Pembicara berbagi pandangannya tentang bagaimana animator dapat menciptakan karakter yang hidup dan berempati, mengutip inspirasi dari Raz Algul ("Mind your surrounding") dan Andrew Stanton.

  • "Mind Your Surrounding": Menurut Raz Algul, memperhatikan lingkungan sekitar membantu bertahan hidup. Pembicara menambahkan bahwa ini juga membantu seseorang untuk merasakan hidup sepenuhnya.
  • Perbedaan Pandangan Anak-anak dan Dewasa:
    • Anak-anak: Mudah terhibur oleh hal-hal sederhana (kereta api, truk telolet). Pandangan mereka lebar seperti panorama, benar-benar merasakan momen tersebut.
    • Dewasa: Lebih banyak diam tetapi pikirannya penuh. Pandangan menyempit, fokus pada urusan pribadi, tanggung jawab, dan kewajiban.
  • Pelajaran Hidup dari Andrew Stanton: Andrew Stanton, animator dan sutradara Pixar, menyatakan bahwa animator harus mempelajari pelajaran yang tidak akan pernah selesai seumur hidup: menjalani hidup. Urutannya adalah: hidup, observasi, lalu animasikan.

3. Studi Kasus: Adegan dari "My Neighbor Totoro" dan Film "Nusa"

Pembicara menggunakan contoh dari film "My Neighbor Totoro" karya Hayao Miyazaki untuk mengilustrasikan pentingnya observasi kehidupan dan detail dalam animasi.

  • Adegan Anak di "My Neighbor Totoro":

    • Ada adegan di mana seorang anak kecil terlihat di belakang, berjalan ke sekolah. Meskipun animator tahu bahwa banyak penonton mungkin tidak menyadari keberadaan anak ini (dia hanya sebagai "ekstra"), mereka tetap menghabiskan energi dan waktu untuk menganimasikannya secara detail.
    • Alasan:
      1. Menciptakan Dunia yang Nyata: Animator ingin alam bawah sadar audiens menerima dan mempercayai bahwa dunia dalam film itu nyata, dengan ekosistem yang sedang berlangsung.
      2. Mengingatkan Kebahagiaan Sederhana: Animator ingin audiens teringat bahwa kebahagiaan bisa datang dari hal-hal sederhana, bahkan yang dianggap remeh.
    • Pengalaman Pribadi: Pembicara menceritakan pengalamannya saat TK, di mana ia melakukan hal serupa (mengayun-ayunkan dahan pohon seolah pedang, membayangkan monster). Perjalanan ke warung terasa seperti petualangan. Ini menunjukkan bagaimana anak-anak menciptakan skenario seru dalam pikiran mereka, dan tubuh mereka merespons untuk "play along."
  • Penerapan pada Film "Nusa": Konsep ini juga diterapkan pada film "Nusa," di mana adegan serupa (anak kecil melakukan sesuatu yang sederhana namun menyenangkan) dibuat. Ada "a little bit of joy" yang tidak bisa dijelaskan secara logika saat melakukan hal tersebut.

4. Antropomorfisme dan Empati Universal

Pembicara menjelaskan mengapa karakter dalam animasi sering dibuat antropomorfis (seperti manusia), bahkan jika mereka adalah benda mati atau hewan.

  • Memahami Melalui Kemanusiaan: Dengan menjadi seperti manusia, karakter dapat lebih mudah dipahami oleh audiens.
  • Bahasa Universal Emosi: Penyampaian emosi adalah bahasa universal. Dengan menyampaikan emosi secara universal, karakter dapat menjadi jembatan untuk saling memahami, belajar memahami diri sendiri, bahkan antar spesies.
  • Kekuatan Menjadi Manusia: Menjadi animator membuat pembicara lebih memahami empati dan menyadari bahwa menjadi manusia adalah "kekuatan super yang paling powerful."

5. Perjalanan Menjadi Animator: Pengaruh Orang Tua

Pembicara menceritakan perjalanan pribadinya menjadi animator, yang berakar pada pengalaman masa kecilnya.

  • Masa Kecil dan Kartun: Pada usia 4 tahun, karena orang tuanya bekerja, ia banyak menghabiskan waktu menonton film kartun bersama neneknya. Ini membuatnya senang menggambar (mencoret-coret di lantai dan dinding).
  • Dukungan Orang Tua: Meskipun awalnya membuat orang tuanya stres, ibunya membelikannya satu lusin buku gambar.
  • Pertanyaan tentang Gerakan: Ia penasaran mengapa gambar di buku gambarnya diam, sementara gambar di film kartun bisa bergerak.
  • Demonstrasi Ayah: Ayahnya mendemonstrasikan animasi dengan merobek kertas, menggambar dua petinju di dua halaman yang berlawanan, lalu membuka-tutup kertas tersebut dengan cepat. Ini menciptakan ilusi gerakan.
  • Keputusan Menjadi Animator: Momen ini membuka matanya dan membuatnya memutuskan untuk menjadi orang yang bisa membuat animasi.
  • Penutup: Gestur sederhana orang tuanya membawa pembicara ke panggung TEDx AFI Channel 2025 sebagai Bintang Risi Utama.

Kesimpulan/Sintesis

Video ini secara mendalam mengeksplorasi bagaimana animator dapat menciptakan karakter yang hidup dan beresonansi dengan audiens. Kuncinya terletak pada pemahaman mendalam tentang emosi manusia, penggunaan gestur yang efektif, dan kemampuan untuk mengamati serta menginternalisasi pengalaman hidup. Animator tidak hanya menciptakan gambar bergerak, tetapi juga membangun dunia yang dapat dipercaya dan membangkitkan empati dengan memanfaatkan alam bawah sadar penonton dan mengingatkan mereka pada kebahagiaan yang ditemukan dalam kesederhanaan. Perjalanan pribadi pembicara menyoroti bagaimana pengalaman masa kecil dan dukungan orang tua dapat membentuk jalan hidup seseorang, mengarah pada penciptaan seni yang menyentuh dan bermakna. Intinya, animasi yang baik adalah hasil dari "menjalani hidup" terlebih dahulu, kemudian mengobservasinya, dan akhirnya menganimasikannya.

Chat with this Video

AI-Powered

Hi! I can answer questions about this video "Animating Life: How Cartoons Teach Us to Be Human | Bintang Utama | TEDxAvicenna Cinere School". What would you like to know?

Chat is based on the transcript of this video and may not be 100% accurate.

Related Videos

Ready to summarize another video?

Summarize YouTube Video